Sekitar
tahun 1900 sebelum masehi, raja Babylon menangkap hidup-hidup raja dari tanah
jajahannya yang terkenal sangat bijaksana.
Saking
irinya, Raja Babylon menelanjangi raja tanah jajahan tersebut dihadapan
rakyatnya yang juga ia tangkap sebagai Budak.
Raja
Babylon lalu membagi rakyat tanah jajahan menjadi 2 kelompok:
- Sisi kiri
berisikan orang-orang yang membenci raja tanah jajahan,- Sisi kanan berisikan orang-orang yang mencintai raja tanah jajahan.
Raja
Babylon lalu memerintahkan Raja tanah jajahan yang baru saja ia telanjangi
untuk berjalan ditengah-tengah dua kelompok tersebut sambil membawa guci besar
penuh air panas dikepalanya. Jika sebelum jarak 500 meter raja tanah jajahan
menumpahkan setetes air, maka ia beserta semua rakyatnya akan dibunuh ditempat.
Namun jika ia sukses berjalan sejauh 500 meter tanpa menumpahkan setetes air
pun, ia beserta rakyatnya akan dibebaskan.
Kelompok
sisi kiri lalu meneriakan sumpah serapah kepada raja tanah jajahan karena
mereka membenci nya. sedangkan kelompok sisi kanan meneriakan dukungan, pujian
serta kerelaan mereka untuk mati demi sang raja.
Akhirnya
dengan kaki gemetar, Raja tanah jajahan berjalan ditengah-tengah teriakan kedua
kelompok tersebut. Perlahan tapi pasti, ia maju menuju 500 meter untuk kebebasan
diri serta rakyat nya.
100 Meter200 Meter
300 Meter
Hingga
akhirnya ia sampai pada titik 500 Meter tanpa menumpahkan setetes airpun.
Raja
Babylon pun tertegun dan tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Lalu
Raja Babylon bertanya kepada Raja tanah jajahan akan mengapa Raja tanah jajahan
mampu membawa guci yang cukup berat dikepalanya sambil berjalan ditengah-tengah
teriakan rakyatnya tanpa menumpahkan setetes airpun.
Raja
tanah jajahan pun menjawab: Jika saya mendengarkan orang-orang yang menghina
saya, maka sedikit saja saya menghela nafas kemarahan, tangan saya akan goyang
dan air dalam guci akan tumpah.
Jika
saya mendengarkan orang-orang yang mendukung saya, saya akan menjadi arogan dan
besar kepala lalu langsung memerintahkan semua yang mendukung saya untuk
berontak melawan. Tentu saja saya dan semua yang berontak akan mati sia-sia
karena jumlah kami tidaklah sebanding dengan pasukan Babylon.
Oleh
karena itu, apapun teriakan orang yang saya dengar, saya tetap fokus kepada
tujuan saya untuk terus berjalan sejauh 500 Meter demi kebebasan.
Cerita tersebut tentu memberikan
kita pelajaran berharga, bukan?
Banyak
orang terlalu cepat terbawa emosi negatif saat mereka menghadapi hinaan dan
cacian yang pada dasarnya hanyalah omong kosong. Mereka langsung pasang dada
dan bersikap selayaknya jagoan yang tentu saja hanya mempermalukan diri mereka
sendiri.
Disisi
lain, banyak juga yang baru saja *secuil* mendapatkan pujian, malah menjadi
orang yang besar kepala, arogan dan akhirnya tersesat karena lupa diri dan
tujuan. Seorang pencinta yang dapat mengatur emosi serta *tau kapan saat yang
tepat* untuk menggunakan nya akan tampak sangat menarik bagi lawan jenisnya
karena ia akan terlihat sebagai karakter dewasa yang tidak dikendarai oleh
nafsu belaka, melainkan keseimbangan antara emosi dan logika yang sehat.
Akankah
kita menjadi bijak layaknya Raja tanah jajahan? Atau akankah kita terlalu mudah
terbawa arus emosi negatif yang berakibat fatal?
Sebagai seorang pencinta yang dewasa,
sudah selayaknya kita mengabaikan mereka yang menjatuhkan, dan berterimakasih
namun tidak lupa diri saat mendengar pujian dari mereka yang mengangkat.
Dan
sebagai pencinta yang dewasa, sudah selayaknya kita tetap berfokus kepada
tujuan baik kita untuk terus mencintai, tanpa terpengaruh apapun yang dikatakan
orang lain.
adopted from:
perihalcinta(dot)com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar